News &
Updates

News Image

Share

Siap Menghadapi Tantangan Gen Z
23 Agustus 2023

Jangan sampai tugas ini menjadi beban tetapi sebaliknya,

berterima kasihlah kepada Allah dengan sepenuh hati,

karena Dia telah berkenan memilih anda,

untuk membaktikan seluruh diri anda,

untuk memelihara dan menjaga harta milik-Nya.

(Pesan Santa Angela Merici. 12)

 

Dalam lokakarya guru yang mengangkat tema "Pendampingan Remaja Gen Z", pesan inspiratif dari Santa Angela Merici, menjadi fokus utama. Acara ini diadakan pada tanggal 19 Agustus 2023 di Aula lt.4 Santa Maria Surabaya dihadiri oleh para guru SMP – SMA di bawah naungan Yayasan Paratha Bhakti yang ingin memperdalam cara mendampingi dan membimbing peserta didik.

Dalam pembukaannya, Dr. Nadia Sutanto, S.Psi., M.Psi., Psikolog menjelaskan bahwa Generasi Z yang tumbuh di tengah kemajuan teknologi dan lingkungan digital, memiliki kebutuhan dan tantangan yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Ia menyoroti pentingnya memahami perkembangan kognitif dan sosial Gen Z. Dr. Nadia menekankan perlunya komunikasi yang efektif  bersama remaja Gen Z dan meningkatkan rasa syukur karena peran sebagai guru merupakan rencana Tuhan untuk memelihara dan menjaga harta milik-Nya.

Foto : Dr. Nadia Sutanto, S.Psi., M.Psi., Psikolog sebagai nara sumber

Para peserta lokakarya menjelajahi makna mendalam dari pesan tersebut. Mereka bersama-sama merenungkan bagaimana menjadikan pendidikan sebagai panggilan suci yang harus dijalani dengan rasa terima kasih dan pengabdian penuh terhadap peserta didik. Berpegang pada panduan tersebut, guru-guru diingatkan akan pentingnya menghapus pemikiran negatif tentang tanggung jawab mereka, dan sebaliknya menggantinya dengan sikap syukur karena telah dipercayakan untuk membentuk generasi masa depan.

Melalui sesi sharing para peserta lokakarya belajar bagaimana mendekati tugas pendidikan dengan kegembiraan dan pengabdian. Mereka memahami bahwa menjadi seorang pendidik bukan hanya tentang memberikan pengetahuan, tetapi juga tentang membantu peserta didik dalam perkembangan fisik, mental, dan spiritual.

"Sebagai pendamping, kita harus memahami bahwa remaja mengalami perubahan struktural dan fungsional ditambah pengaruh hormonal pada sistem limbik yang membuat remaja lebih reaktif secara emosional, mencasi sensasi, dan berani mengambil resiko, lebih peka terhadap penolakan sosial dan meningkatkan resiko mengalami kecemasan, depresi serta masalah perilaku pada remaja," ujar Dr. Nadia Sutanto.

Selain itu, Dr. Sutanto juga membahas tentang meningkatnya kasus kesehatan mental di kalangan remaja Generasi Z. Ia menyarankan agar guru dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung pembicaraan terbuka tentang kesehatan mental, sehingga remaja merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan dan tantangan yang mereka hadapi.

"Kita harus merangkul pendekatan yang sensitif terhadap masalah kesehatan mental. Mendengarkan tanpa menghakimi, mengajak mereka untuk berbicara tentang apa yang mereka rasakan, dan jika diperlukan, memberikan arahan untuk mencari bantuan profesional," tambah Dr. Nadia Sutanto.

Lokakarya tersebut juga mencakup diskusi kolaborasi yang melibatkan guru dari berbagai tingkat, di mana kolaborasi tersebut mencari soluai dari masalah yang sudah di bagikan. Berbagi pengalaman dan pandangan pribadi tentang pendampingan melalui interaksi tersebut, para guru mendapatkan wawasan yang dapat membantu mereka menyempurnakan pendekatan pendampingan terhadap peserta didik.

Foto : Kegiatan diskusi kolaborasi peserta lokakarya

Dalam pesannya, Dr. Nadia Sutanto mengingatkan para guru untuk tetap terbuka terhadap perubahan dan terus memperdalam pemahaman mereka tentang karakteristik dan kebutuhan remaja Generasi Z. "Kita berada dalam perjalanan bersama dalam memahami generasi ini. Dengan rasa empati, pengetahuan, dan komunikasi yang baik, kita dapat membantu mereka tumbuh dan berkembang secara seimbang di era yang penuh tantangan ini," tutup Dr. Sutanto. (aer)