Pacet, Kampus Ursulin – Sobat Sanyupac, Dalam rangka memperingati Bulan Bahasa 2025, SMP Santo Yusup Pacet menggelar kegiatan literasi sastra yang mengajak peserta didik untuk menyalurkan imajinasi dan perasaan mereka melalui karya puisi. Kegiatan ini menjadi ajang bagi para siswa untuk berekspresi, berkreasi, dan mencintai bahasa Indonesia dengan cara yang menyenangkan dan bermakna.
Dengan tema “Merangkai Kata, Merajut Budaya,” para peserta didik diajak untuk menulis puisi secara mandiri, tanpa bantuan internet, dan menuangkannya langsung di atas kertas. Kegiatan ini bukan hanya melatih kemampuan berbahasa, tetapi juga menumbuhkan kepekaan rasa serta apresiasi terhadap keindahan sastra.
Yang menarik, hasil karya para peserta benar-benar melampaui ekspektasi. Banyak puisi yang lahir dari hati, menggambarkan pandangan mereka tentang kehidupan, persahabatan, alam, dan rasa cinta terhadap budaya lokal Mojokerto.
Guru pembimbing literasi menyampaikan rasa bangganya terhadap antusiasme para peserta didik.
“Awalnya kami hanya ingin mengajak mereka menulis sederhana, tetapi hasilnya sungguh di luar dugaan. Kata-kata mereka begitu jujur, tulus, dan indah. Ini membuktikan bahwa setiap anak memiliki potensi sastra yang luar biasa ketika diberi ruang untuk berekspresi,” ujarnya.
Selama kegiatan berlangsung, suasana kelas berubah menjadi ruang kreatif yang penuh keheningan dan makna. Siswa-siswi terlihat serius merenung, menulis, lalu tersenyum bangga saat membaca kembali hasil karyanya. Beberapa puisi bahkan dibacakan di depan teman-teman sekelas, menghadirkan suasana haru dan kagum.
Kegiatan literasi sastra ini juga menjadi bagian dari upaya sekolah untuk menanamkan cinta bahasa Indonesia serta menghidupkan kembali tradisi menulis di kalangan remaja. Melalui puisi, para peserta didik belajar bahwa bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga wadah untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan nilai-nilai kehidupan.
“Menulis puisi mengajarkan kami untuk lebih peka terhadap sekitar. Ternyata dari hal-hal kecil pun kita bisa menemukan keindahan,” ungkap salah satu peserta didik dengan bangga.
Melalui kegiatan ini, SMP Santo Yusup Pacet berhasil menunjukkan bahwa literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis, tetapi juga tentang menumbuhkan jiwa dan rasa. Puisi-puisi karya siswa menjadi bukti nyata bahwa generasi muda tetap mampu mencintai dan memelihara bahasa Indonesia dengan cara yang kreatif dan menyentuh hati.
Dengan semangat Bulan Bahasa, sekolah berharap kegiatan ini dapat terus dikembangkan di tahun-tahun berikutnya — agar setiap peserta didik dapat terus berbicara lewat kata, berkarya lewat sastra, dan berbahasa dengan cinta. (aer)