Pacet, Kampus Usulin – Senin, 22 September 2025, suasana riang dan penuh tawa mewarnai pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di Kelas 9C SMP Santo Yusup Pacet pada Senin (22/9) pagi. Berbeda dengan metode pembelajaran yang biasa, guru PPKn menerapkan strategi pembelajaran interaktif bertajuk “Games Pesawat Kertas” yang berhasil memadukan pemahaman materi dengan kegembiraan.
Materi tentang “Hak dan Kewajiban” yang telah diajarkan, disulap menjadi sebuah permainan yang menantang dan menyenangkan. Setiap siswa diminta membawa satu lembar kertas HVS. Di awal sesi, mereka diberi waktu untuk menuliskan satu pertanyaan berdasarkan materi yang telah dipelajari, dan menulis nilai antara 5 hingga 10 poin yang akan diberikan jika berhasil menjawab pertanyaan.
Setelah pertanyaan selesai ditulis, momen paling dinantikan pun tiba. Seluruh siswa melipat kertas HVS mereka menjadi pesawat kertas. Aturannya sederhana: setelah mendengar aba-aba, mereka bersama-sama menerbangkan pesawat kertas berisi soal tersebut. Suasana langsung berubah menjadi ramai dan menyenangkan, dengan pesawat kertas beterbangan dari satu siswa ke siswa lainnya.
Tantangan pun dimulai. Setiap siswa harus mengambil satu pesawat kertas yang bukan miliknya sendiri. Mereka kemudian membacakan soal yang ada di dalam pesawat tersebut dan harus menjawabnya. Jika jawaban benar, poin sesuai dengan yang tertera akan ditambahkan. Namun, jika tidak bisa menjawab, siswa harus menjalani “hukuman” lucu yang telah disepakati, seperti menyanyikan lagu anak anak dengan gerakan lucu, menulis menggunakan kepala, bahkan tersenyum hingga bel pulang berbunyi.
“Seru banget!, rasanya nostalgia mainan waktu kecil. Tapi lihat teman-teman yang dapat hukuman nyanyi sambil joget, itu yang bikin ngakak,” kata Zaneta, salah satu siswa, dengan wajah berseri-seri.
"Games Pesawat Kertas” ini berjalan sangat dinamis. Tidak hanya memacu adrenalin saat menerbangkan dan menangkap pesawat, tetapi juga melatih kejujuran, konsentrasi, dan kemampuan berpikir cepat. Setiap wajah terlihat antusias, baik mereka yang berhasil mengumpulkan poin maupun yang harus menerima konsekuensi lucu, yang justru memicu gelak tawa dan menghilangkan ketegangan.
Yang terpenting, di balik keseruan itu, tujuan utama pembelajaran tercapai. Aktivitas ini bukan sekadar permainan untuk bersenang-senang, melainkan menjadi sarana evaluasi yang efektif. Guru dapat mengukur sejauh mana siswa menyerap materi, sementara siswa sendiri menyadari bahwa mereka telah benar-benar memahami konsep Hak dan Kewajiban dengan cara yang jauh lebih berkesan.
“Melalui metode seperti ini, kami berharap nilai-nilai Pancasila, khususnya tentang hak dan kewajiban, dapat tertanam lebih dalam. Ketika siswa merasa happy, materi pelajaran akan lebih mudah diingat dan dipahami,” pungkas Patrisia Dian Pratignya S.pd., selaku guru mata pelajaran PPKn yang menutup sesi, dan sukses membawa angin segar dalam dunia pembelajaran tersebut.