Natal selalu menjadi momen penuh makna yang mengajarkan kasih, damai, dan kebersamaan. Di SMP Santo Yusup Pacet, makna tersebut terasa semakin mendalam karena perayaan Natal diwarnai oleh keberagaman yang indah. Meski mayoritas peserta didik di sekolah ini beragama Islam, suasana kebersamaan dan saling menghormati terlihat sangat kuat, mencerminkan nilai-nilai luhur yang dipegang oleh seluruh warga sekolah.
SMP Santo Yusup Pacet, sebagai sekolah Katolik, menjunjung tinggi semangat "Bhinneka Tunggal Ika". Prinsip ini tercermin dalam setiap kegiatan sekolah, termasuk dalam perayaan Natal. Natal di sekolah bukan hanya momen religius, tetapi juga menjadi kesempatan untuk mempererat tali persaudaraan antarumat beragama.
Keberagaman yang Menguatkan Kebersamaan
Setiap tahun, perayaan Natal di sekolah dirancang untuk melibatkan seluruh peserta didik, tanpa memandang latar belakang agama. Dalam perayaan Natal 2024, suasana kebersamaan terlihat dalam berbagai kegiatan, seperti dekorasi kelas bertema Natal, membuat kartu ucapan Natal, pertunjukan seni, hingga aksi sosial. Seluruh peserta didik turut berkontribusi, baik dalam menghias kelas maupun membantu persiapan acara.
"Ikut membantu teman-teman yang merayakan Natal adalah bentuk saling menghormati. Ini juga membuat kami semakin akrab," ujar salah satu anak kelas VII.
Di sisi lain, peserta didik yang merayakan Natal merasa diterima dan didukung oleh teman-teman mereka. "Rasanya sangat berkesan karena teman-teman dari berbagai agama ikut membantu. Itu menunjukkan bahwa kita benar-benar saling peduli," ungkap Gabriella, peserta didik kelas IX.
Visi Pemimpin yang Berkarakter dalam Keberagaman
SMP Santo Yusup Pacet berkomitmen mencetak generasi yang kritis, kreatif, inovatif, melayani, dan berbelas kasih dalam keberagaman. Dalam konteks keberagaman, visi ini tercermin dalam bagaimana peserta didik dan guru menghadapi perbedaan dengan sikap terbuka dan saling menghormati.
"Sebagai sekolah yang berada di lingkungan dengan latar belakang budaya dan agama yang beragam, kami ingin membentuk peserta didik yang tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga memiliki empati dan rasa tanggung jawab sosial yang tinggi," ujar Yohanes Bayu Prasetyo, S.Pd., sebagai kepala sekolah.
Nilai-nilai kritis, kreatif, dan inovatif ditanamkan melalui berbagai kegiatan yang melibatkan kerja sama lintas agama, sementara semangat melayani dan berbelas kasih diwujudkan dalam aksi-aksi nyata seperti penggalangan dana untuk masyarakat yang membutuhkan.
Aksi Sosial : Wujud Kasih yang Universal
Dalam rangka Natal, SMP Santo Yusup Pacet mengadakan aksi sosial berupa penggalangan dana untuk berkunjung ke teman-teman di sekolah luar biasa. Kegiatan ini melibatkan seluruh peserta didik, baik yang merayakan Natal maupun yang tidak. Aksi ini menjadi bukti bahwa kasih adalah nilai universal yang melampaui batas agama dan budaya.
"Melalui aksi sosial, peserta didik belajar tidak hanya tentang berbagi tetapi juga tentang bagaimana menjadi pemimpin yang peduli terhadap sesama," kata Bayu.
Tak hanya itu mereka juga mengadakan program centelan kasih. Program ini mengajak seluruh peserta didik untuk membawa kabutuhan pokok yang dicentelkan saat pembagian rapor. Sasarannya adalah para orang tua yang membutuhkan.
Damai Natal, Damai untuk Semua
Perayaan Natal di SMP Santo Yusup Pacet menjadi contoh nyata bagaimana keberagaman dapat menjadi kekuatan. Dalam suasana yang penuh kasih dan kebersamaan, seluruh warga sekolah merasakan damai Natal, tanpa memandang perbedaan keyakinan.
Semangat Natal di sekolah ini mengajarkan bahwa damai bukan hanya milik mereka yang merayakan Natal, tetapi milik semua orang yang menjunjung tinggi kasih dan kebersamaan. Dengan visi mencetak pemimpin yang kritis, kreatif, inovatif, melayani, dan berbelas kasih dalam keberagaman, Natal 2024 di SMP Santo Yusup Pacet menjadi bukti bahwa keberagaman adalah anugerah yang harus dirayakan, bukan dipertentangkan. (aer)