News &
Updates

News Image

Share

Mengapa Remaja Lebih Tertarik pada Budaya Asing?
29 September 2024

Fenomena remaja yang lebih tertarik pada budaya asing dibandingkan budaya lokal merupakan isu yang menarik untuk dikaji. Di era globalisasi yang serba cepat ini, akses terhadap budaya asing semakin mudah, baik melalui internet, media sosial, maupun film dan musik. Namun, apakah hal ini menandakan bahwa budaya lokal semakin terpinggirkan? Pertama, perlu dipahami bahwa ketertarikan remaja pada budaya asing merupakan hal yang wajar. Rasa ingin tahu dan eksplorasi merupakan sifat alami remaja. Mereka ingin mengenal dunia di luar lingkungan mereka, termasuk budaya yang berbeda. Hal ini dapat dilihat sebagai bentuk keingintahuan dan keinginan untuk memperluas wawasan. Sebagai contoh, kegemaran remaja terhadap musik K-Pop merupakan salah satu bukti nyata ketertarikan terhadap budaya asing. Musik K-Pop dengan irama yang catchy, koreografi yang enerjik, dan visual yang menarik berhasil memikat hati banyak remaja di berbagai negara, termasuk Indonesia. Kedua, media sosial dan internet berperan besar dalam memperkenalkan budaya asing kepada remaja. Platform-platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube menjadi jendela dunia bagi mereka. Melalui platform ini, remaja dapat dengan mudah mengakses konten-konten yang menampilkan budaya asing, seperti fashion, makanan, dan gaya hidup. Contohnya, trend fashion Korea Selatan yang dipromosikan oleh idol K-Pop melalui media sosial, menginspirasi banyak remaja Indonesia untuk mengikuti gaya berpakaian tersebut. Hal ini menunjukkan bagaimana media sosial dapat membentuk persepsi dan tren di kalangan remaja. Ketiga, budaya asing seringkali dipandang lebih modern dan menarik dibandingkan budaya lokal. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti keberhasilan budaya asing dalam memasarkan diri melalui media dan teknologi, serta persepsi bahwa budaya lokal terkesan ketinggalan zaman. Sebagai contoh, remaja Indonesia mungkin lebih tertarik pada film Hollywood dibandingkan film Indonesia. Meskipun film Indonesia memiliki kualitas yang baik, film Hollywood seringkali memiliki efek visual yang lebih canggih dan cerita yang lebih menarik. Namun, menariknya, ketertarikan remaja pada budaya asing tidak selalu berarti mereka melupakan budaya lokal. Banyak remaja yang tetap bangga dengan budaya lokal mereka dan berusaha untuk melestarikannya. Mereka dapat menggabungkan budaya asing dengan budaya lokal, menciptakan sesuatu yang baru dan unik. Sebagai contoh, remaja Indonesia yang menyukai musik K-Pop mungkin juga menyukai musik tradisional Indonesia. Mereka dapat menggabungkan kedua jenis musik tersebut, menciptakan musik baru yang berakar pada budaya lokal tetapi tetap memiliki nuansa modern. Oleh karena itu, ketertarikan remaja pada budaya asing tidak selalu berdampak negatif. Yang penting adalah bagaimana remaja dapat menimbang dan memilih budaya yang sesuai dengan nilai dan jati diri mereka. Mereka dapat mengapresiasi budaya asing tanpa melupakan budaya lokal dan menciptakan sinar baru dalam keberagaman budaya. 

oleh : Cleo (IXB)